Umumnya reaksi kimia dapat
berlangsung cepat jika konsentrasi zat-zat yang bereaksi (reaktan)
diperbesar (James E. Brady, 1990).Secara umum pada reaksi :
Persamaan seperti di atas, disebut
persamaan laju reaksi atau hukum laju reaksi. Persamaan laju reaksi
seperti itu menyatakan hubungan antara konsentrasi pereaksi dengan laju
reaksi. Bilangan pangkat pada persamaan di atas disebut sebagai orde
reaksi atau tingkat reaksi pada reaksi yang bersangkutan. Jumlah
bilangan pangkat konsentrasi pereaksi-pereaksi disebut sebagai orde
reaksi total. Artinya, reaksi berorde x terhadap pereaksi Areaksi
berorde y terhadap pereaksi B, orde reaksi total pada reaksi tersebut
adalah (x + y). Nilai dari x dan y hanya dapat diperoleh dari percobaan
(James E. Brady, 1990 : 622).Faktor k yang terdapat pada persamaan
tersebut disebut tetapan laju reaksi. Harga k ini tetap untuk suatu
reaksi, dan hanya dipengaruhi oleh suhu dan katalis.
Terdapat dua metode yang dapat dikembangkan untuk menentukan perubahan konsentrasi pereaksi per satuan waktu, yaitu metode diferensial dan metode integral. Metode diferensial berguna untuk menentukan tingkat reaksi, sedangkan metode integral berguna untuk mengevaluasi tingkat reaksi.
Metode integral didasarkan pada pengukuran reaksi setiap saat. Data yang terkumpul selanjutnya dievaluasi dengan persamaan integral yang dimodifikasi ke dalam bentuk grafik. Kemudian, ditentukan apakah reaksi tersebut tingkat satu, tingkat dua, atau tingkat tertentu. Mengingat metode integral memerlukan pemahaman matematika, khususnya integral yang memadai maka tidak diberikan di sini .Metode diferensial disebut juga metode laju awal atau metode laju rata-rata. Metode ini didasarkan pada perubahan konsentrasi pereaksi dalam selang waktu tertentu. Dengan kata lain, metode diferensial adalah metode untuk menentukan tingkat reaksi atau laju reaksi.
Terdapat dua metode yang dapat dikembangkan untuk menentukan perubahan konsentrasi pereaksi per satuan waktu, yaitu metode diferensial dan metode integral. Metode diferensial berguna untuk menentukan tingkat reaksi, sedangkan metode integral berguna untuk mengevaluasi tingkat reaksi.
Metode integral didasarkan pada pengukuran reaksi setiap saat. Data yang terkumpul selanjutnya dievaluasi dengan persamaan integral yang dimodifikasi ke dalam bentuk grafik. Kemudian, ditentukan apakah reaksi tersebut tingkat satu, tingkat dua, atau tingkat tertentu. Mengingat metode integral memerlukan pemahaman matematika, khususnya integral yang memadai maka tidak diberikan di sini .Metode diferensial disebut juga metode laju awal atau metode laju rata-rata. Metode ini didasarkan pada perubahan konsentrasi pereaksi dalam selang waktu tertentu. Dengan kata lain, metode diferensial adalah metode untuk menentukan tingkat reaksi atau laju reaksi.
Dalam praktiknya, penentuan
kecepatan reaksi didasarkan pada konsentrasi awal pereaksi yang berbeda
secara beraturan, sedangkan selang waktu reaksi dibuat tetap. Simak
reaksi berikut: . Persamaan kecepatan reaksinya dapat ditulis:.
Nilai x ditentukan dari hasil penyelidikan menggunakan metode laju
awal. Untuk menentukan tingkat reaksi diperlukan sekurang-kurangnya tiga
kali pengukuran dengan konsentrasi awal berbeda dalam selang waktu yang
dibuat tetap. Data hasil pengukuran kemudian ditabulasikan ke dalam
tabel, misalnya sebagai berikut.
Tabel 4.1 Contoh Data Hasil Pengukuran Kecepatan Reaksi Hipotetik
Setelah data ditabulasikan ke dalam tabel, selanjutnya masing-m asing data laju reaksi dibandingkan , misalnya
Jadi, tingkat
reaksinya sama dengan 2. Oleh karena itu, persamaan untuk kecepatan
reaksi hipotetik di atas dapat ditulis sebagai:
Orde Reaksi
Orde
reaksi menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju
reaksi. Beberapa orde reaksi yang umum terdapat dalam persamaan reaksi
kimia beserta maknanya sebagai berikut
:
Reaksi Orde 1
Grafik orde 1
Grafik orde 2
Reaksi Orde 0
Suatu reaksi kimia
dikatakan mempunyai orde nol, jika besarnya laju reaksi tersebut tidak
dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi. Artinya, seberapapun peningkatan
konsentrasi pereaksi tidak akan mempengaruhi besarnya laju reaksi.
Secara grafik, reaksi yang mempunyai orde nol dapat dilihat pada gambar
4.1
Grafik Orde 0
Reaksi Orde 1
Suatu reaksi kimia
dikatakan mempunyai orde satu, apabila besarnya laju reaksi berbanding
lurus dengan besarnya konsentrasi pereaksi. Artinya, jika konsentrasi
pereaksi dinaikkan dua kali semula, maka laju reaksi juga akan
meningkat besarnya sebanyak (2)1 atau 2 kali semula juga. Secara
grafik, reaksi orde satu dapat digambarkan seperti terlihat pada gambar
Grafik orde 1
Reaksi Orde 2
Suatu reaksi
dikatakan mempunyai orde dua, apabila besarnya laju reaksi merupakan
pangkat dua dari peningkatan konsentrasi pereaksinya. Artinya, jika
konsentrasi pereaksi dinaikkan 2 kali semula, maka laju reaksi akan
meningkat sebesar (2)2 atau 4 kali semula. Apabila konsentrasi pereaksi
dinaikkan 3 kali semula, maka laju reaksi akan menjadi (3)2 atau 9
kali semula. Secara grafik, reaksi orde dua dapat digambarkan pada
gambar 4.3.
Grafik orde 2
Posted by 14.13 and have
0
komentar
, Published at
Tidak ada komentar:
Posting Komentar