Nisfu Sya'ban
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Nisfu artinya pertengahan, maka malam Nisfu Sya'ban artinya malam pertengahan bulan Sya'ban. Kalau dirujuk kepada kalender Hijriyah, maka malam itu jatuh pada tanggal 14 Sya'ban karena pergantian tanggal sesuai penanggalan Hilaliyah atau yang meggunakan patokan rembulan adalah saat matahari terbenam atau malam tiba.
Seputar malam Nisfu (pertengahan) Sya'ban ada beberapa permasalahan yang patut diketahui:
Pertama adalah tentang keutamaan malam ini, terdapat beberapa hadis yang menurut sebagian ulama sahih. Diantaranya hadis-hadist tersebut adalah sbb:
Nisfu artinya pertengahan, maka malam Nisfu Sya'ban artinya malam pertengahan bulan Sya'ban. Kalau dirujuk kepada kalender Hijriyah, maka malam itu jatuh pada tanggal 14 Sya'ban karena pergantian tanggal sesuai penanggalan Hilaliyah atau yang meggunakan patokan rembulan adalah saat matahari terbenam atau malam tiba.
Seputar malam Nisfu (pertengahan) Sya'ban ada beberapa permasalahan yang patut diketahui:
Pertama adalah tentang keutamaan malam ini, terdapat beberapa hadis yang menurut sebagian ulama sahih. Diantaranya hadis-hadist tersebut adalah sbb:
1. Dari
Muaz bin Jabal ra, Rasulullah saw bersabda:”Ketika datang malam nisfu
Sya’ban, Allah memperhatikan semua hambaNya, lalu Allah memberikan
ampunan kepada orang-orang beriman kecuali mereka menyekutukan Allah
dan bermusuhan”. Hadist riwayaThabrani dan Ibnu Hibban dalam kitan
sahihnya. Beberapa riwayat Hadist ini banyak disahihkan para ulama.
وعن
معاذ بن جبل رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال يطلع الله إلى
جميع خلقه ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو
مشاحن. رواه الطبراني وابن حبان في صحيحه
2.
Dari A'isyah ra: "Suatu malam Rasulullah saw salat, kemudian beliau
bersujud panjang, sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah telah diambil,
karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih
bergerak. Setelah Rasulullah usai salat beliau berkata: "Hai A'isyah
engkau tidak dapat bagian?". Lalu aku menjawab: "Tidak ya Rasulullah,
aku hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah telah tiada)
karena engkau bersujud begitu lama". Lalu beliau bertanya: "Tahukah
engkau, malam apa sekarang ini". "Rasulullah yang lebih tahu", jawabku.
"Malam ini adalah malam nisfu Sya'ban, Allah mengawasi hambanya pada
malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih
sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang
yang dengki" (H.R. Baihaqi) Menurut perawinya hadis ini mursal (ada rawi
yang tidak sambung ke Sahabat), namun cukup kuat.
3. Hadist Ali ra, Rasulullah saw bersabda: "Malam nisfu Sya'ban, maka hidupkanlah dengan salat dan puasalah pada siang harinya, sesungguhnya Allah turun ke langit dunia pada malam itu, lalu Allah bersabda: "Orang yang meminta ampunan akan Aku ampuni, orang yang meminta rizqi akan Aku beri dia rizqi, orang-orang yang mendapatkan cobaan maka aku bebaskan, hingga fajar menyingsing." (H.R. Ibnu Majah dengan sanad lemah).
Sebagian
Ulama berpendapat bahwa hadis lemah dapat digunakan untuk Fadlail A'mal
(keutamaan amal). Walaupun hadis-hadis tersebut tidak sahih, namun
melihat dari hadis-hadis lain yang menunjukkan kautamaan bulan Sya'ban,
dapat diambil kesimpulan bahwa malam Nisfu Sya'ban jelas mempunyai
keuatamaan dibandingkan dengan malam-malam lainnya.
Ulama
Tabiin Atha’ bin Yassar berkata: Tidak ada malam yang lebih utama
setelah malam Lailatul Qadar kecuali malam Nisfu Sya’ban. Pada malam itu
Allah swt turun ke langit dunia lalu menebarkan ampunan kecuali kepada
orang menyekutukan Allah dan bermusuhan”.
Imam
Syafii diriwayatkan berkata:”Sampai kepadaku bahwa do’a dikabulkan pada
lima malam, yaitu malam Jum’at, malam dua hari raya, awal Rajab dan
malam nusfu Sya’ban”.
Ibnu
Taymiyah diriwayatkan berkata: “Malam nisfu Sya’ban di dalamnya
terdsapat keutamaan, orang-orang salaf ada yang menghidupkannya dengan
ibadah, tetapi kumpul-kumpul untuk menghidupkannya merupakan bid’ah”.
Kedua:
bagaimana merayakan malam Nisfu Sya'ban? Adalah dengan memperbanyak
ibadah dan salat malam dan dengan puasa, namun sebagaimana yang
dilakukan Rasulullah saw, yaitu dengan secara sendiri-sendiri. Puasa
pada tiga hari di pertengahan bulan selalu disunnahkan. Begitu juga pada
malam ini hendaknya menjauhkan diri dari maksiat dan tindakan-tindakan
yang tidak ada manfaatnya, seperti hura-hura dan pesta.
Meramaikan
malam Nisfu Sya'ban dengan berlebih-lebihan seperti dengan salat malam
berjamaah, Rasulullah saw tidak pernah melakukannya. Apa yang sering
dilakukan oleh sebagian umat Islam, yaitu Salat Malam Nisfu Sya'ban atau
disebut juga sholat Raghaib sebanyak 100 rakaat, ini tidak ada
landasannya dan termasuk bid'ah. Imam Nawawi dalam kitab Majmuk mencela
amalam ini.
Demikian
juga tidak ada do'a khusus untuk malam nisfu Sya'ban, namun cukup
dengan do'a-do'a umum terutama do'a yang pernah dilakukan Rasulullah.
Jadi sangat dianjurkan untuk meramaikan malam Nisfu Sya'ban dengan cara
memperbanyak ibadah, salat, zikir membaca al-Qur'an, berdo'a dan
amal-amal salih lainnya.
Sebagian umat Islam juga mengenang malam ini sebagai malam diubahnya kiblat dari masjidil Aqsa ke arah Ka'bah.
Posted by 16.03 and have
0
komentar
, Published at
Tidak ada komentar:
Posting Komentar