Dalam kepustakaan, diketahui geografi termasuk pengetahuan
yang sudah tua. Akan tetapi struktur keilmuannya selalu dapat menyesuaikan
dengan perkembangan zaman. Di Indonesia, penyebutan geografi sebagai sebuah
bidang kajian ilmu dikenal dengan berbagai istilah.Dalam bahasa Belanda dikenal
dengan Ardrijkskunde dan dalam bahasa Inggris dikenal dengan Geography.
Dalam bahasa Indonesia sendiri dulu dikenal dengan istilah Ilmu Bumi.
Pemakaian istilah Ilmu Bumi di
Indonesia ternyata dinilai kurang begitu cocok, karena dikhawatir kan akan
mengaburkan dua bidang ilmu berbeda yaitu antara Geografi dan Geologi. Secara
etimologis kedua bidang ilmu tersebut berkaitan dengan pengetahuan tentang
Bumi. Apabila dilihat dari objek sudut pandang keilmuannya akan terlihat perbedaan
yang sangat mencolok. Apabila dilihat dari akar katanya, istilah Geografi
berasal dari dua kata yaitu geos artinya Bumi atau Earth dan Graphein
yang artinya to describe atau pencitraan. Penggabungan dua kata
tersebut menghasilkan pengertian dari geografi itu sendiri, yaitu ilmu yang
mencitrakan atau menggambarkan keadaan Bumi. Definisi mengenai geografi banyak
dikemukakan oleh berbagai ahli, antara lain sebagai berikut.
Bangsa Yunani Kuno telah berusaha mendokumentasikan berbagai
macam keterangan yang berkaitan dengan geografi. Geograf pertama pada masa itu
adalah Thales (640–546 SM). Ia telah
menyibukkan diri dengan berbagai penelitian dan menggali informasi geografi
dengan melakukan perjalanan ke berbagai tempat.
Langkah Thales diikuti oleh geograf Yunani lainnya. Di
antaranya adalah Herodotus (485–425 SM) yang membuat laporan geografi sekitar
wilayah Timur Tengah, Phytheas yang melakukan pengukuran jarak Matahari
terhadap Bumi, dan yang paling fenomenal adalah Eratosthenes (276–194 SM),
karena mampu menghitung keliling Bumi hanya berselisih kurang dari 1% keliling
sebenarnya. Geograf-geograf Yunani tersebut merupakan pelopor geografi dunia.
Setelah beberapa abad kemudian muncullah konsep geografi yang dikemukakan para
ahli berikut ini.
1. Bernard Varen (1622–1650)
Bernard Varen atau lebih dikenal dengan Varenius adalah
seorang geograf asal Jerman. Anehnya, dia adalah lulusan Ilmu Kedokteran
Universitas Leiden, Belanda. Dalam bukunya, Geographia Generalis, ia mengatakan
bahwa geografi adalah campuran dari
matematika yang membahas kondisi Bumi beserta bagian-bagiannya juga tentang
benda-benda langit lainnya.
Dalam buku itu juga, Varenius membagi geografi menjadi dua, yaitu:
Dalam buku itu juga, Varenius membagi geografi menjadi dua, yaitu:
a. Geografi Umum
Bagian ini membahas karakteristik Bumi secara umum, tidak
tergantung oleh keadaan suatu wilayah. Menurut gagasan Varenius, geografi umum
mencakup tiga bagian, yaitu:
1) Terestrial, merupakan pengetahuan tentang Bumi secara
keseluruhan, bentuk, dan ukurannya.
2) Astronomis, membicarakan hubungan Bumi dengan
bintangbintang yang merupakan cikal bakal ilmu Kosmografi.
3) Komparatif, menyajikan deskripsi lengkap mengenai Bumi,
letak, dan tempat-tempat di permukaan Bumi.
b. Geografi Khusus
Bagian ini mendeskripsikan tentang wilayah tertentu menyangkut
wilayah luas maupun sempit. Bagian ini terdiri atas tiga aspek,
yaitu:
yaitu:
1) Atmosferis yang secara khusus membicarakan iklim.
2) Litosferis yang secara khusus menelaah permukaan Bumi
meliputi relief, vegetasi, dan fauna dari berbagai negeri.
3) Manusia yang membicarakan keadaan penduduk, perniagaan, dan
pemerintahan dari berbagai negeri.
2. Immanuel Kant (1724–1821)
Selain sebagai seorang geograf, Kant juga seorang filsuf. Kant
tertarik pada geografi karena menurutnya ilmu itu dekat dengan filsafat. Semua
gagasan Kant tentang hakikat geografi dapat ditemukan dalam buku Physische
Geographie yang ditulisnya. Menurutnya, geografi
adalah ilmu yang objek studinya adalah benda-benda, hal-hal atau gejalagejala
yang tersebar dalam wilayah di permukaan Bumi.
3. Alexander von Humboldt (1769–1859)
Pada mulanya Humboldt adalah seorang ahli botani. Ia tertarik
geografi ketika ia mulai mempelajari tentang batuan. Ia diakui sebagai peletak
dasar geografi fisik modern. Ia
menyatakan geografi identik atau serupa dengan geografi fisik. Ia menjelaskan
bagaimana kaitan Bumi dengan Matahari dan perilaku Bumi dalam ruang angkasa,
gejala cuaca dan iklim di dunia, tipe-tipe permukaan Bumi dan proses
terjadinya, serta hal-hal yang berkaitan dengan hidrosfer dan biosfer.
4. Karl Ritter (1779–1859)
Seperti halnya Humboldt, Ritter juga dianggap sebagai peletak
dasar geografi modern. Profesor geografi Universitas Berlin ini mengatakan
bahwa geografi merupakan suatu telaah
tentang Bumi sebagai tempat hidup manusia. Hal-hal yang menjadi objek studi
geografi adalah semua fenomena di permukaan Bumi, baik organik maupun
anorganik yang berkaitan dengan kehidupan manusia.
5. Friederich Ratzel (1844–1904)
Ratzel adalah guru besar geografi di Leipzig. Ia mengemukakan
konsep geografi dalam bukunya yang berjudul Politische Geographie. Konsep itu
diberi nama Lebensraum yang artinya wilayah
geografis sebagai sarana bagi organisme untuk berkembang. Ia melihat suatu
negara cenderung meluaskan Lebensraum-nya sesuai kekuatan yang ia miliki.
6. Elsworth Huntington (1876–1947)
Huntington adalah geograf asal Amerika Serikat. Melalui
bukunya yang berjudul The Pulse of The Earth, ia memaparkan bahwa kelangsungan
hidup dan peradaban manusia sangat dipengaruhi oleh iklim. Atas dasar teorinya
itu, Huntington kemudian terkenal sebagai determinis iklim (memandang iklim
sebagai penentu kehidupan). Ia mengatakan, geografi
sebagai studi tentang fenomena permukaan Bumi beserta penduduk yang
menghuninya. Ia menjelaskan adanya hubungan timbal balik antara gejala dan
sifat-sifat permukaan Bumi dengan penduduknya.
7. Paul Vidal de la Blache (1845–1918)
Vidal adalah geograf asal Prancis. Ia adalah pelopor
posibilisme dalam geografi. Posibilisme (teori kemungkinan) muncul setelah
Vidal melakukan penelitian untuk membuktikan
interaksi yang sangat erat antara manusia dan lingkungan pada masyarakat
agraris pramodern. Ia menegaskan bahwa lingkungan menawarkan sejumlah
kemungkinan (posibilities) kepada manusia untuk hidup dan berkembang. Atas
dasar itu, Vidal mengemukakan konsepnya yang disebut genre de vie atau mode of
live (cara hidup). Dalam konsep ini, geografi diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari bagaimana proses produksi dilakukan manusia terhadap kemungkinan
yang ditawarkan oleh alam.
8. Halford Mackinder (1861–1947)
Mackinder adalah pengajar di Universitas Oxford. Pendapatnya
tentang geografi sangat terkenal lewat makalahnya yang berjudul The Scope and
Methods of Geography yang berisi konsep
man-land relation (hubungan manusia dengan lahan) dalam geografi. Ia menyatakan
bahwa geografi adalah ilmu yang fungsi utamanya menyelidiki interaksi manusia
dalam masyarakat dengan lingkungan yang berbeda menurut lokasinya.
9. Bintarto
Bintarto adalah guru besar geografi di Fakultas Geografi,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Ia mengatakan bahwa geografi pada dasarnya adalah ilmu pengetahuan yang mencitrakan,
menerangkan sifat-sifat Bumi, menganalisis gejala-gejala alam dan penduduk,
serta mempelajari corak yang khas tentang kehidupan dari unsur-unsur Bumi.
10. Daldjoeni
Nama Daldjoeni dikenal karena buku-bukunya yang membahas
hal-hal yang berkaitan dengan geografi. Menurutnya, geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mengajarkan
manusia mencakup tiga hal pokok, yaitu spasial (ruang), ekologi, dan region
(wilayah). Dalam hal spasial, geografi mempelajari persebaran gejala baik
yang alami maupun manusiawi di muka Bumi. Kemudian dalam hal ekologi, geografi
mempelajari bagaimana manusia harus mampu beradaptasi dengan lingkungannya.
Adapun dalam hal region, geografi mempelajari wilayah sebagai tempat tinggal
manusia berdasarkan kesatuan fisiografisnya.
11 . Seminar Lokakarya Ikatan Geograf Indonesia (IGI)
di Semarang 1988
Dari seminar peningkatan kualitas pengajaran geografi ini
dihasilkan rumusan geografi sebagai ilmu
yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang
kewilayahan atau kelingkungan dalam konteks keruangan.
Jika kita perhatikan beberapa definisi atau pengertian dan sejarah perkembangan geografi dari masa ke masa selalu mengalami
perkembangan. Namun, apabila kita kaji lebih jauh, di antara pandangan para ahli tersebut tampak ada kesamaan titik pandang.
Kesamaan titik pandang tersebut terutama dalam mengkaji:
Jika kita perhatikan beberapa definisi atau pengertian dan sejarah perkembangan geografi dari masa ke masa selalu mengalami
perkembangan. Namun, apabila kita kaji lebih jauh, di antara pandangan para ahli tersebut tampak ada kesamaan titik pandang.
Kesamaan titik pandang tersebut terutama dalam mengkaji:
1. Bumi sebagai tempat tinggal,
2. hubungan manusia dengan lingkungannya (interaksi),
3. dimensi ruang dan dimensi historisnya, serta
4. pendekatan, yaitu meliputi pendekatan spasial (keruangan),
ekologi (kelingkungan), dan regional (kewilayahan).
Berdasarkan adanya kesamaan dalam titik pandang kajian dan
geografi, maka muncul konsep esensial. Konsep ini akan mengungkapkan dan
memberikan gambaran corak abstrak dari suatu fenomena yang dikaji dalam suatu
ilmu. Nah, di dalam geografi juga dikenal beberapa konsep esensial. Berikut
beberapa di antaranya.
1. Menurut Whiple
Whiple menyodorkan lima konsep yang harus selalu ditemukan
keterkaitan setidaknya antara penyebaran, relasi, fungsi, bentuk, dan proses
terjadinya. Konsep tersebut yaitu:
a. Bumi sebagai planet.
b. Variasi cara hidup.
c. Variasi wilayah alamiah.
d. Makna wilayah bagi manusia.
e. Arti penting lokasi dalam memahami peristiwa dunia.
Sebagai contoh penerapan konsep esensial tersebut, dapat kita
ambil satu contoh konsep variasi cara hidup. Konsep ini bisa
digambarkan mulai dari adanya perbedaan bentang alam (terkait dengan variasi wilayah alamiah) berpengaruh pada proses terbentuknya suatu mata pencaharian. Kondisi ini menimbulkan penyebaran mata pencaharian yang secara langsung terkait dengan jumlah penduduk yang bekerja pada tiap mata pencaharian. Dari hubungan ini bisa digambarkan dinamika mata pencaharian. Itulah salah satu contoh penerapan konsep esensial dalam geografi.
digambarkan mulai dari adanya perbedaan bentang alam (terkait dengan variasi wilayah alamiah) berpengaruh pada proses terbentuknya suatu mata pencaharian. Kondisi ini menimbulkan penyebaran mata pencaharian yang secara langsung terkait dengan jumlah penduduk yang bekerja pada tiap mata pencaharian. Dari hubungan ini bisa digambarkan dinamika mata pencaharian. Itulah salah satu contoh penerapan konsep esensial dalam geografi.
2. Menurut J. Warman
Konsep esensial yang diungkapkan oleh J. Warman adalah:
a. Kewilayahan.
b. Lapisan hidup atau biosfer.
c. Manusia sebagai faktor ekologi dominan.
d. Globalisme atau Bumi sebagai planet.
e. Hubungan antarareal.
f. Persamaan antarareal.
g. Perbedaan antarareal.
h. Keunikan areal.
i. Persebaran areal.
j. Lokasi relatif.
k. Keunggulan komparatif.
l. Perubahan yang kontinu.
m. Sumber daya dibatasi secara budaya.
n. Penyajian kenampakan permukaan Bumi pada bidang datar.
Konsep ini dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai
permasalahan dan fenomena geografi, sehingga memudahkan
mengetahui sebab akibat, hubungan, fungsi, proses terjadinya gejala, dan masalah-masalah sehari-hari
mengetahui sebab akibat, hubungan, fungsi, proses terjadinya gejala, dan masalah-masalah sehari-hari
Harstone
Geografi adalah sebuah ilmu yang menampilkan relitas deferensiasi muka bumi seperti apa adanya,tidak hanya dalam arti perbedaan – perbedaan dalam hal tertentu, tetapi juga dalam arti kombinasi keseluruhan fenomena di setiap tempat, yang berbeda dari keadaanya di tempat lain.
Geografi adalah sebuah ilmu yang menampilkan relitas deferensiasi muka bumi seperti apa adanya,tidak hanya dalam arti perbedaan – perbedaan dalam hal tertentu, tetapi juga dalam arti kombinasi keseluruhan fenomena di setiap tempat, yang berbeda dari keadaanya di tempat lain.
19. Ferdinand von Richthoven
Geografi adalah ilmu yang mempelajari gejala dan sifat pemukaan bumi dan penduduknya, disusun menurut letaknya, menerangkan baik tentang terdapatnya gejala – gejala dan sifat – sifat itu.
Geografi adalah ilmu yang mempelajari gejala dan sifat pemukaan bumi dan penduduknya, disusun menurut letaknya, menerangkan baik tentang terdapatnya gejala – gejala dan sifat – sifat itu.
1 Erastothenes (abad ke-1)
geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bumi’
geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bumi’
Thales
Geografi
adalah ilmu tantang lokasi dan variasi keruangan atas fenomena fisik dan
manusia di atas permukaan bumi.
Posted by 13.05 and have
0
komentar
, Published at
Tidak ada komentar:
Posting Komentar